BAB 1
PENDAHULUAN
Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Globalisasi adalah paradigma baru bagi setiap negara atau bangsa di dunia ini, konsep globalisasi yang berkembang pada 1985 menarik untuk di analisa walaupun selama ini konsep tersebut hanya digunakan untuk kajian ekonomi dan politik saja.
Menurut Tonelson (1997 : 353) seorang ahli ekonomi, globalisasi adalah suatu keadaan di mana terjadi suatu peningkatan disebabkan oleh hubungan integrasi pasar di tingkat internasional, yang ditandai oleh perkembangan masuknya berbagai barang di pasaran internasional di seluruh dunia.
Untuk memahami Konsep globalisasi lebih lanjut, perlu dilihat faktor dan latar belakang penyebab kelahiran konsep ini pada pertengahan 80-an. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan lahirnya globalisasi, salah satunya adalah sebagaimana dijelaskan oleh Mitchell (1992) dan Tonelson (1997). Lahirnya globalisasi di seluruh dunia adalah akibat tindakan Kongres Amerika di bawah pimpinan presiden Reagen yang menjalankan kebijakan Neo-Liberalisme pada tahun 1984. Tujuan kongres Amerika itu merubah kebijakan untuk mengelak negara Amerika dari kemorosotan ekonomi sebagaimana telah menimpa seluruh dunia pada masa itu. Melalui kebijakan liberalisasi, deregularisasi dan penswastaan. Kebijakan ini menyebabkan investor Amerika Serikat lebih banyak menginvestasi keluar negeri. Kebijakan Amerika ini juga diikuti oleh negara Inggris yang di pimpin oleh Margeret Thatcher.
Tindakan politik yang dilakukan oleh kedua pemimpin tersebut menyebabkan terjadinya persaingan secara besar-besaran dikalangan Serikat besar multinational dan trans-nasional milik Amerika dan Inggris dalam kegiatan internasionalisasi. Akibat dari kebijakan ini maka gelombang besar globalisasi serta pembentukan ”orde baru ekonomi di dunia international” tak terbendung. Keadaan ini juga menyebabkan tercetusnya engine of the growth atau terjadinya perubahan struktural dalam setiap aspek kehidupan di seluruh dunia, baik politik, sosial, budaya, teknologi, kemiliteran, kedokteran maupun aspek keagamaan. Perkembangan ini sekaligus telah membentuk suatu tamadun dunia baru secara umumnya, yang sangat berbeda dan tidak pernah di alami oleh umat manusia.
Tindakan politik yang dilakukan oleh kedua pemimpin tersebut menyebabkan terjadinya persaingan secara besar-besaran dikalangan Serikat besar multinational dan trans-nasional milik Amerika dan Inggris dalam kegiatan internasionalisasi. Akibat dari kebijakan ini maka gelombang besar globalisasi serta pembentukan ”orde baru ekonomi di dunia international” tak terbendung. Keadaan ini juga menyebabkan tercetusnya engine of the growth atau terjadinya perubahan struktural dalam setiap aspek kehidupan di seluruh dunia, baik politik, sosial, budaya, teknologi, kemiliteran, kedokteran maupun aspek keagamaan. Perkembangan ini sekaligus telah membentuk suatu tamadun dunia baru secara umumnya, yang sangat berbeda dan tidak pernah di alami oleh umat manusia.
Melihat latar belakang lahir dan berkembangnya globalisasi sesungguhnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan penyebarluasan neo-liberalisme yang dilakukan negara-negara kapitalis. Timbul pertanyaan, bagaimana pengaruh dan fungsi globalisasi untuk negara-negara miskin?. Benarkah globalisasi merupakan satu konsep penjajahan baru yang dikembangkan oleh negara-negara kapitalis untuk menjajah negara miskin?
Secara umum, globalisasi adalah sebuah proses sistematis untuk merombak struktur perekonomian negara-negara miskin, terutama untuk pengkerdilan peran negara miskin dan peningkatan peranan pasar, sehingga memudahkan pengintegrasian perekonomian negara-negara miskin itu ke dalam genggaman negara-negara kapitalis. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa bahaya globalisasi bagi negara-negara miskin pada dasarnya terletak pada kelemahan kemampuan sebuah pemerintahan dalam melindungi kepentingan negara dan rakyatnya, dimana meningkatnya ketergantungan perekonomian negara-negara miskin terhadap pemenuhan kepentingan para pemodal negara-negara kaya. Dengan meningkatnya ketergantungan perekonomian negara-negara miskin terhadap pemenuhan kepentingan negara-negara kapitalis, fungsi pemerintah dalam perekonomian negara-negara miskin cenderung berubah. Mulai dari melayani dan melindungi kepentingan rakyat, pemerintah negara-negara miskin telah berubah fungsi menjadi pelayan dan pelindung kepentingan negara kapitalis. Pada tingkat yang lebih ekstrem, globalisasi bermuara pada terjadinya pelebaran kesenjangan sosial dan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
- Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
- Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
- Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
- Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
- Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
B. Dampak Pada Kondisi Internal
Dalam hal dampaknya pada kondisi internal, globalisasi dapat mengubah pola perilaku pelaku ekonomi dalam proses produksi di satu pihak dan perubahan struktural ekonomi serta kebijakan ekonomi pemerintah di lain pihak. Perubahan dalam proses produksi antara lain dapat meliputi efisiensi dan intensifikasi penggunaan faktor produksi, bertambahnya frekuensi perdagangan dan investasi pada sektor-sektor yang dapat diperdagangkan (tradeable), serta berkembangnya industri nasional yang kompetitif. Sedangkan perubahan struktural yang mungkin terjadi dapat meliputi perubahan dalam sektor ekonomi dan orientasi sektor tradisional kepada sektor ekonomi modern. Perkembangan ini membawa implikasi pada perubahan kebijakan ekonomi mikro perusahaan dan makro ekonomi.
Keuntungan dari perubahan struktural dengan adanya globalisasi bagi perusahaan ialah dalam mendorong perusahaan (pelaku ekonomi) untuk melakukan kerjasama antar perusahaan. Dengan adanya kerjasama ini, maka akan diperoleh hal-hal sebagai berikut:
(a)turunnya biaya untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D),
(b)memperpendek daur hidup produk (product life cycle),
(c)terjadinya lompatan teknologi: kemudahan perolehan teknologi serta kerjasama dalam pembiayaan pengembangan teknologi,
(d)efisiensi biaya produk (cost of goods sold),
(e)perolehan sumber daya manusia yang berkualifikasi tinggi,
(f)kualitas produk berstandar internasional (standar ISO 9000)
(g)kemudahan memperoleh sumber-sumber dana, dan
(h) masuknya teknologi informasi.
C. Dampak Pada Kondisi Eksternal
Perubahan pada kondisi eksternal dapat meliputi perubahan dalam kebijakan perdagangan dan investasi internasional, sistem moneter internasional, dan hubungan ekonomi internasional lainnya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini selanjutnya tidak lagi dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan nasional, melainkan sudah bersifat global. Selain dampak globalisasi pada aspek ekonomi, globalisasi dapat pula menimbulkan perubahan pada bidang non-ekonomi, seperti dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan kependudukan Positif atau negatifnya dampak yang ditimbulkan dengan adanya perubahan-perubahan itu sangat tergantung pada kemampuan daya saing produk yang dihasilkan, kualitas sumber daya manusia, kemampuan adaptasi, dan kebijakan pemerintah. Apabila faktor-faktor ini dimiliki oleh suatu perekonomian, maka walaupun globalisasi dapat menghasilkan berbagai perubahan perekonomian suatu negara, globalisasi justru dapat memberikan keuntungan bagi perekonomian.
Dampak globalisasi ekonomi cenderung akan menghasilkan kondisi eksternal negatif jika perekonomian kita tidak dapat bersaing dan tetap inefisien. Adanya eksternalitas negatif ini merupakan akibat dari ketidakmampuan pelaku ekonomi nasional dalam memperebutkan peluang pasar dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber perekonomian nasional. Hal ini terutama karena kekuatan dan daya saing ekonomi nasional kita masih lemah. Kurangnya daya saing ini terutama disebabkan karena kelemahan implementasi kebijakan protektif pemerintah selama lebih dari tiga dekade. Seperti yang banyak kita ketahui, industri kita – terutama manufaktur – banyak yang memulai infant industry-nya di proses produksi hilir yang diproteksi oleh kebijakan pemerintah – seperti perakitan mobil dan penguliran pipa misalnya. Sayangnya implementasi kebijakan protektif tersebut tidak dibarengi dengan suatu kondisi yang dapat ‘memaksa’ pelaku industri untuk menginvestasikan hasil keuntungannya ke proses produksi hulu. Para pelaku industri justru banyak yang menginvestasikan hasil keuntungan dari kebijakan protektif tersebut ke jenis industri lain yang juga di proses produksi hilir. Akibatnya sampai sekarang industri kita masih bergantung pada import resources untuk input produksinya; baik itu humanware, technoware, infoware, orgaware, maupun pendanaan. Industri kita hanya mampu membuat barang “made in Indonesia” tetapi bukan “made by Indonesians”.
D. Kebaikan Globalisasi Ekonomi
- Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
- Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
- Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
E. Perlu Ketahanan Ekonomi
Krisis multi dimensi yang masih berlanjut hingga saat ini, walaupun intensitasnya berkurang, dapat memperparah kerentanan ekonomi nasional. Proses pemulihan ekonomi kita relatif lamban dibandingkan negara-negara Asia lain seperti Thailand, Malaysia, dan Korea Selatan. Negara-negara ini secara umum telah pulih dari krisis yang dialaminya. Oleh karena itu, dalam keadaan ekonomi nasional yang semakin terintegrasikan dengan tatanan ekonomi dunia pada abad 21, kondisi yang diperlukan adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan yang terjadi, dalam pengertian dapat memanfaatkan dengan baik peluang yang muncul dan menangkal dampak negatifnya. Langkah penyesuaian ini harus dilakukan dalam bentuk kebijaksanaan makro, sektoral, serta mikro yang adil dan merata. Selain itu diperlukan juga penyusunan rumusan skenario kebijakan ekonomi nasional agar eksternalitas negatif dari globalisasi dapat diminimalkan, bahkan mengubahnya menjadi peluang-peluang(opportunities).
Ketahanan ekonomi nasional dalam mengatasi dampak negatif globalisasi ekonomi sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh adalah:
(1)daya saing – baik kualitas produk maupun kualitas SDM,
(2)efisiensi,
(3)penguasaaan teknologi dan investasi di proses produksi hulu sebagai tambahan dari proses produksi hilir yang sudah ada,
(4)kemampuan penyesuaian (adjustment capability),
(5)struktur ekonomi, dan
(6) kebijakan ekonomi yang terintegrasi dengan sektor strategis lainnya, seperti sektor energi dan pangan, guna mewujudkan ketahanan ekonomi.
Jika faktor-faktor ini tidak dimiliki, maka globalisasi pada akhirnya akan menggilas perekonomian nasional karena ketatnya persaingan dengan pelaku ekonomi dari luar di hampir seluruh kegiatan ekonomi. Tergilasnya ekonomi dapat menimbulkan krisis ekonomi babak kedua yang akan menyebabkan semakin besarnya tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan masyarakat, tingginya tingkat pengangguran, kompetisi yang tidak sehat antar pelaku ekonomi, dan memperparah kerusakan lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi ekonomi menimbulkan masalah-masalah yang bersifat global pula. Masalah globalisasi dalam tatanan ekonomi nasional Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang: dampak globalisasi terhadap kondisi internal dan dampak globalisasi terhadap kondisi eksternal. Bentuk dampak pada kedua sisi ini pun dapat berupa dampak positif dan dampak negatif.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar Domestik
B. Saran
Positif atau negatifnya dampak yang ditimbulkan dengan adanya perubahan-perubahan dari globalisasi ekonomi sangat tergantung pada kemampuan daya saing produk yang dihasilkan, kualitas sumber daya manusia, kemampuan adaptasi, dan kebijakan pemerintah. Apabila faktor-faktor ini dimiliki oleh suatu perekonomian, maka walaupun globalisasi dapat menghasilkan berbagai perubahan perekonomian suatu negara, globalisasi justru dapat memberikan keuntungan bagi perekonomian itu sendiri.
Oleh karena itu, di sini perlu diperlukan sikap yang serius dari pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi untuk menanggapi globalisasi ekonomi ini.
0 komentar:
Posting Komentar